Faktanews.id - Kekuatan kepemimpinan menjadi kunci keberhasilan mengatasi permasalahan strategis di masyarakat. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, kemampuan kepemimpinan, termasuk para kepala daerah benar-benar diuji dan diasah ketangguhannya.
Untuk itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo mengajak para kepala daerah untuk terus membangun inovasi dan memiliki karakter pemimpin visioner demi suksesnya program strategis pembangunan nasional maupun daerah yang pada tujuannya adalah untuk menyejahterakan masyarakat.
“Karena sebagai kepala daerah punya tugas utama bertanggung jawab terhadap janji kampanye Pilkada. Kepala daerah berani dan mampu maju ke Pilkada tentunya punya visi misi tekad untuk menyejahterakan rakyat dan pembangunan yang ada di daerah masing-masing,” ujar Menteri Tjahjo dalam Malam Inagurasi Indonesia Visionary Leader (IVL) Season VII dan VIII Tahun 2021, Kamis (09/09).
Menteri Tjahjo menguraikan, terdapat beberapa karakter yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner. Pemimpin visioner harus memiliki wawasan jauh kedepan. Seorang pemimpin harus terus-menerus mengembangkan kapasitas pengetahuannya serta pemahaman mengenai teknologi informasi, isu-isu strategis, dan kecenderungan yang kemungkinan terjadi dimasa mendatang baik dalam lingkup lokal, regional, maupun global.
Pemimpin visioner harus berani mengambil risiko. Artinya, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko untuk kemaslahatan dan kepentingan masyarakat dan daerah. Selanjutnya, pemimpin visioner pun harus mau mendengar dan membangun relasi dengan berbagai pihak. “Saya rasa ini penting sekali. Tidak boleh alergi terhadap satu atau sekelompok orang tetapi harus membangun komunikasi dengan berbagai pihak,” tegasnya.
Lanjutnya diuraikan, pemimpin visioner harus berpikir sistematis dan selalu mengatakan “mengapa tidak” untuk ide-ide yang baru. Membangun visi misi yang baru dan membangun ide inovasi sekecil apapun dalam upaya untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat.
Menteri Tjahjo menerangkan, pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembangunan tentu harus melibatkan berbagai _stakeholders_. Untuk itu, seorang pemimpin visioner adalah sosok yang selalu menghargai setiap peran dalam organisasi. Selalu bertanggung jawab dan memiliki kepekaan yang tinggi pun menjadi karakter yang sejatinya dimiliki oleh pemimpin visioner.
Seorang pemimpin visioner juga harus memiliki sifat kepekaan yang tinggi terhadap lingkungannya. “Oleh karena itu pemimpin visioner harus mau turun ke bawah untuk melihat secara langsung dan mengobservasi apa yang terjadi di masyarakat,” tukas Menteri Tjahjo.
Di akhir sambutannya, Menteri Tjahjo mengapresiasi pelaksanaan Indonesia Visionary Leader dan mengucapkan selamat kepada 15 kepala daerah penerima apresiasi Indonesia Visionary Leader 2021, yang memiliki kekuatan visi, sekaligus kekuatan dalam menggali upaya daerah untuk merumuskan, mengomunikasikan, mengimplementasikan, serta membudayakan visi tersebut di wilayah kepemimpinannya masing-masing.
Menurutnya, tidak banyak orang memperoleh kesempatan menjadi kepala daerah. Karenanya, amanah tersebut harus dijaga dengan memberikan warisan yang baik masyakat di daerah. “Agar saudara-saudara tetap dikenang sebagai kepala daerah yang menginspirasi masyarakat, kepala daerah yang memberikan warisan kebaikan dan masa depan yang cerah bagi masyarakat,” pungkasnya.
Senada dengan Menteri Tjahjo, Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, pandemi tidak semata-mata harus disikapi dengan _mindset_ negatif. Dampak buruk akibat pandemi tentu ada, namun tentu ada hikmah positif di balik pandemi Covid-19. Ini dibuktikan oleh kepala daerah yang dengan tidak mudah mengatasi masalah kesehatan ditengah pandemi, dimana pada saat yang bersamaan bisa mempertahankan kehidupan ekonomi daerah agar tidak terpuruk atau bahkan bisa tumbuh lebih baik.
“Ini merupakan suatu motivasi dan role model tentunya bagi kepala daerah lain, bahwa kita harus menghadapi pandemi ini dengan _positive thinking_, dengan tentunya mencari jalan keluar yang bisa membawa daerah masing-masing agar tidak terpuruk atau bahkan lebih baik ekonominya,” tutup Hary. (FIK)